Di antara banyaknya bonsai, beberapa ukuran dikategorikan sangat kecil. Salah satunya bonsai mame dan shito. Dua bonsai tersebut berukuran tak lebih dari 15 cm.
RESIA menggapai dua buah tanaman mungil di sebelah kirinya. Tanaman tersebut ditanam di sebuah keramik kecil biru dan hijau. Alih-alih meletakkan di telapak tangan, saking kecilnya, tanaman tersebut diselipkan Resia di antara jemarinya. ”Ini bonsai disebut ukuran mame dan shito. Biasanya pegangnya memang gini, diletakkan di antara jari, untuk menunjukkan bahwa ini bonsai memang sangat kecil,” ujar pria bernama lengkap Resia Fikri tersebut.
Dua koleksi tersebut adalah sebagian kecil dari puluhan bonsai yang dimiliki Ale Garden yang didirikan Resia setahun lalu. Lewat media sosial, Resia sudah menjual puluhan koleksi bonsai hingga ke berbagai kota di Indonesia.
Bonsai mame menjadi salah satu favorit para customer. Ukurannya yang menggemaskan selalu sukses membuat siapa pun terpesona. Tak terkecuali, masyarakat awam yang notabene tak tahu-menahu tentang cara menanam bonsai. ”Awalnya bukan penghobi, bahkan bukan penikmat. Tapi lihat bentuknya, mereka berpikir ini bagus dan estetik untuk jadi pajangan. Intinya tertarik sama bentuknya,” lanjutnya.
-
Resia menyebutkan bahwa pembentukan shito dan mame sama seperti pembentukan ukuran bonsai yang lain. ”Diawali dengan pemotongan akar, lalu ditanam di pot dangkal. Yang paling membedakan (untuk shito dan mame, Red) tentu saja size potnya. Shito biasanya seukuran jari dan mame seukuran telapak tangan,” ujarnya. ”Tekniknya sama. Yang penting, semua prosedurnya dilakukan dengan benar. Pemotongan akar, pembentukan batang, mau sekecil apa pun akan jadi,” bebernya.
Sama halnya dengan bonsai lain. Resia menyebutkan bahwa hampir semua jenis tanaman bisa dibonsai dengan ukuran mame. Tanaman cemara, menurut Resia, masih difavoritkan. ”Karena kalau cemara kan biasanya kita hanya bisa lihat di jalan-jalan. Ketika ada bonsainya, orang biasanya akan tertarik untuk punya,” urainya.
Termasuk soal perawatan, bonsai mame juga relatif mudah dirawat. Resia menyebut tanaman bonsai justru relatif lebih mudah dirawat dibandingkan dengan tanaman hias. Sebab, tak perlu ada perawatan khusus. Cukup disiram dan disinari matahari secara rutin, tanaman bonsai akan tumbuh sehat selayaknya tanaman normal. ”Jadi, tidak seperti yang biasanya orang bayangkan bahwa tanaman harus sering dikasih booster, pestisida, atau semacamnya. Tanaman bonsai hanya perlu diberi air yang cukup, sinar yang cukup, dan mendapatkan udara atau angin yang cukup,” terangnya.
-
Mengenai jenis style bonsai, Resia menyebutkan bahwa banyak jenis style yang bisa diterapkan pada tanaman bonsai. Di antaranya, formal upfront, informal upfront, slanting, cascade, sami-cascade, laterati, windswept, broom, double trunk, multitrunk, forest, dan raft. ”Tapi, kalau boleh merekomendasikan, yang paling cocok untuk bonsai berukuran kecil adalah formal upfront atau informal upfront. Karena dua model tersebut tidak butuh banyak menekuk batang,” ujarnya.
Untuk koleksi bonsai mame, Ale Garden memiliki beberapa varian tumbuhan seperti jade plant yang varigata, asoka mikro, cemara mikro, dan seribu bintang atau serisa. ”Banyak juga yang lain, tapi kebetulan sudah dibeli customer,” ujar Resia.
---
CARA MERAWAT BONSAI
-
1. Letakkan bonsai di luar (area terbuka) agar mendapat sinar matahari secara langsung dan mendapatkan sirkulasi udara.
2. Siram air satu hari sekali pagi atau sore. Jika cuaca panas, disiram pagi dan sore (dua kali sehari). Jika hujan atau mendung, tidak perlu disiram sama sekali.
3. Khusus untuk peletakan indoor, tiga hari sekali keluarkan bonsai untuk dijemur satu hari penuh dari pagi sampai sore. Lalu boleh dipajang kembali di dalam ruangan.
-
-
